Selasa, 29 Juni 2010

PUISI

1
KESUNYIAN

Langkah demi langkah telah ku lewati
Menyisir jalanan sepi penuh onak duri
Kedipan mata seolah tak terkendali
Meski telah ku obati sepenuh hati

Air mata mengalir terus membasahi pipi
Tak kuasa tuk membendung perasaan hati
Meski telah ku coba menghibur diri
Namun ia tetap tak bisa terobati

Sungguh sunyi hidup ini
Tanpa kekasih yang mendampingi
Apakah di sana sama seperti diriku yang menanti
Mengharap hari yang lama berganti

Bila nanti tiba saat yang dinanti
Bahagiakah engkau berada di sisi
Jalani cinta sehidup semati
Meski dunia tak ada lagi


Rivan’s Merawang, Senin 01 Februari 2010
Untuk istriku yang ada di seberang – Belitong


2
KAKI-KAKI RINDU

Pijar-pijar tapakan kaki
Mengitari bumi tanpa henti
Tanamkan niat dalam hati
Meski harus mendaki puncak yang tinggi

Keikhlasan harus selalu menemani
Saat nafas hendak berhenti
Karena manusia tiada yang abadi
Walaupun tembok membentengi

Kaki-kaki rindu yang menghiasi
Tuk menapaki ridho ilahi
Mengharap pintu-pintu Jannati
Terbuka untuk kumasuki

Ya Allah ilahi rabbi …
Jadikan hamba manusia yang berserah diri
Untuk taat dan terus mengabdi
Hingga akhir hayatku nanti


Rivan’s Merawang, Jum’at 05 Februari 2010
18:41 WIB, ba’da magrib


3
DERITA DAN PENGHARAPAN

Ufuk Barat telah dipenuhi warna merah
Sisa-sisa cahaya mulai tak lagi cerah
Derita hidup kian mendarah
Sekujur tubuh rasa bernanah

Pelukan tak lagi mesra
Jauh semakin terasa
Haruskah hidup jauh dari-Nya…
Meratap jalanan penuh dosa

Sungguh hina jika terpedaya
Oleh bujukan makhluk ciptaan-Nya
Semakin terasa engkau sengsara
Bagai terdiam dalam penjara

Bahagia tak akan datang
Tanpa hajat yang diundang
Berserahlah dengan memandang
Berharap esok menjadi tenang

Rivan’s Merawang, Sabtu 06 Februari 2010
19:11 WIB


4
PENGHARAPAN YANG TERAKHIR

Percikan wangi-wangi surga kian jauh
Penghambaanku masih belum kutambah
Siang dan malam telah engkau atur untukku berserah
Seisi alam telah menghamparkan diri untuk tempatku menyembah

Aku lengah dan terbuai
Bujukan nafsu semakin menguntai
Sadarku semakin terbengkalai
Bisikan syetan terus mengintai

Sadarku belum terbangun
Tetesan embun telah di ujung daun
Saatku hendak terbangun…
Titipan usia mulai menjadi pikun

Kuasakan diriku untuk berfikir
Menyemangati dengan berzikir
Kuserahkan semua hidupku untuk yang terakhir
Mengharap bahagia di Yaumul Akhir…

Rivan’s Merawang, Minggu 07 Februari 2010
20:22 WIB



5
PUISI UNTUK STAIN

Lima tahun sudah ku tempuh bangku pendidikan
Dan telah memberiku segudang pengetahuan
Yang mungkin tak dapat lagi untukku hitung jumlahnya
Walau harus meneteskan keringat darah dan air mata

Ia telah memberikanku modal tuk mengarungi nuansa kehidupan dunia
Yang penuh dengan berbagai problema
Sebut saja STAIN namanya
Perguruan tinggi Islam berstatus negeri di Bangka yang pertama

Alumninya telah tersebar di seluruh Pulau Bangka
Bahkan sampai ke Pulau jawa dan sekitarnya
Rasa banggapun tertanam di dada
Walau hati sedikit berduka

Duka yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata
Hanya dengan bahasa yang terbata-bata
Yang mungkin tak dapat dimengerti maksudnya
Tetapi itulah adanya

Semua pasti tahu dan merasakannya
Tak terkecuali tua ataupun muda
Karena luka yang terlalu lama
Dan tak ada yang dapat mengobatinya

Setidaknya ini menjadi sebuah berita
Yang harus diterima dan harus merubahnya
Agar semua nantinya merasa lebih bangga
Karena cita-cita telah tercapai tujuannnya

Alhamdulillah akhirnya
Ku ucapkan untuk semua
Semoga jasa-jasa dapat diganti oleh-Nya
Hingga menjadi penyelamat di akhirat nantinya…

Riding Panjang, 01 Muharram 1431 H
18 Desember 2009 M



6
KESENDIRIAN

Hidup yang sendiri
Bagaikan tiada yang perduli
Hati terasa sepi
Ibarat tajamnya belati
Siap menyayat yang terpatri
Tiada daya tuk berlari
Fitrah telah tertanam dalam diri
Melekat dan selalu menghiasi
Dalam bumi yang dipijaki
Seolah tak terkendali
Bergerak sekehendak hati
Seakan tak mau berhenti
Hingga jantung tak berdenyut lagi
Dan akhirnya mati


7
KEJAMNYA KEHIDUPAN

Gelora bergemuruh menggeletar
Membakar semua yang menghampar
Melenyapkan semua yang di sekitar
Menghanguskan semua yang beredar

Begitu kejam kehidupan yang fatamorgana
Menghanyutkan semua yang membahana
Melenakan semua yang terpesona
Merobohkan semua yang telah dibina

Kiniku tiada berdaya
Melewati semua yang membudaya
Mengarungi semua yang berbahaya
Menapaki jalanan yang penuh dengan tipu daya

Waktu berputar seolah tak terasa
Membutakan semua manusia
Meski usaha telah diupaya
Manfaat dan pahala ditentukan Yang Kuasa

Rivan’s Merawang, Senin 08 Februari 2010
15:42 WIB


8
PUJIAN RINDU

Remang-remang malam menyelimuti sunyiku
Menelangsa ke batas sadarku
Mengganti suasana sepi hatiku
Menghibur asmara dan rinduku

Dikau selalu menyemangatiku
Mendampingi setiap hariku
Memberi senyuman setiap memandangku
Menenangkan disetiap gelisahku

Sungguh mulia pekertimu
Membuat diriku kagum padamu
Bukan merayu tapi hanya memujimu
Semoga jadi penyejuk hatimu

Terimakasih kuucapkan untukmu
Dari suami yang sangat mencintaimu
Tak ingin kujauh darimu
Hidup bersama selamanya denganmu


Rivan’s Merawang, Jum’at 09 Februari 2010
21:50 WIB,


9
MENGHARAP YANG TAK PASTI


Serpihan noda-noda dosa
Melekat di jiwa yang menggelora
Menutupi seluruh raga
Menjadikan hati seperti hampa

Duka yang membara
Menggelepar seketika
Menghanyutkan suasana
Membutakan fikiran dan mata

Jiwa yang sepi
Melenakan seisi hati
Menjadikan hidup sepeti mati
Semuanya tiada berarti

Mengharap sesuatu yang abadi
Duduk termangu tanpa henti
Tuli dan bisu jadi semedi
Menharap sesuatu yang akan terjadi


Rivan’s Merawang, Minggu 10 Februari 2010
19:33 WIB, Menjelang Isya’



10
DALAM BUAIAN


Helai-helai kertas berserakan
Disinari matahari pagi berkilapan
Menggetarkan pena-pena dalam ratapan
Menggoreskan tinta tanpa haluan

Pilar-pilar kehidupan
Membangkitkan kekuatan
Bergemuruh bagai aungan seekor macan
Bercahaya bagai purnama rembulan

Remang-remang kesunyian
Tertanam dalam kesendirian
Merangkul hingga keseluruh badan
Dibayangi angan yang menakutkan

Rindu-rindu tak kesampaian
Hati terhanyut dalam buaian
Membawa mimpi dalam peraduan
Bagaikan terbang di atas awan


Rivan’s Merawang, Jum’at 12 Februari 2010
21:19 WIB



11
SYAIR RINDU


Bait-bait syair rindu
Kurakit dalam malam yang syahdu
Menyelimuti hati yang menggebu-gebu
Merajut dalam bayanganmu

Kusiram dengan alunan asmara
Memecah sepi yang menggelora
Dipenuhi dengan canda dan tawa
Membuat suasana jadi gembira

Sunyi kurakit dengan pesona
Menjadikan hari penuh dengan warna
Sepi hatiku jadi sirna
Dibuai oleh gelora asmara

Rindu yang tiada tara
Gelisah kian melanda
Renungan batin yang didera
Menghapus semua yang dirasa

Syahdu yang ditunggu
Jadikan fikiran termangu
Mengharap hadir dirimu
Tuk mengobati hati yang rindu


Rivan’s Merawang, Sabtu 13 Februari 2010
19:33 WIB



12
KEBAHAGIAAN


Tirai asmara kurajut dalam leka
Menyemarakkan nyanyian-nyanyian rindu
Bisikan yang meronta
Menjadikan rasa dan candu

Kulihat mentari menari-nari
Dihiasi warna-warni pelangi
Jadikan hari penuh dengan seri
Menyibakkan gempita penuh arti

Semarak di hari yang bahagia
Menyejukkan gelora yang membara
Memberikan berbagai rasa
Canda dan tawa terus bersama


By: Nayrus al-‘Alim el-Rayyan
Rivan’s Merawang, Minggu 14 Februari 2010
13:20 WIB



13
RINDU YANG MEMBARA


Sunyiku terhentak
Pijakan kaki melangkah serentak
Bergetar tanpa arah
Lukaku jadi berdarah

Tetesan embun hilang seketika
Daun-daun jadi berguguran
Rinduku membara
Tanpa henti terus menerjang

Gemerincik percikan gerimis hujan
Nadiku berdenyut kencang
Bergemuruh menembus hutan
Tanpa henti terus menelan

Hati bertambah penasaran
Oleh dawai-dawai nada nyanyian
Luruh seketika bertebaran
Hanyut dibawa kesepian


Rivan’s Merawang, Minggu 14 Februari 2010
21:25 WIB



14
MENANTI HADIRMU


Rintik gemerincik deruan hujan
Dimalam yang sepi seorang diri
Melayang jiwaku dalam angan
Menanti hadirmu di sisi

Tak mungkin itu terwujud
Meski letih dengan bersujud
Biar hati terus hanyut
Sampai nadi tak lagi berdenyut

Begitukah penantian ini
Terus sabar menahan diri
Tuk bertemu dengan bidadari
Mengharap ridha menyertai

Mampukan hati bertahan
Menanti berhentinya hujan
Hingga hadirmu mengobati kesepian
Untuk diriku yang sendirian


Rivan’s Merawang, Minggu 14 Februari 2010
21:57 WIB




By: Nayrus al-‘Alim el-Rayyan



My Poem – Puisiku

1 komentar:


  1. Salam

    Bermacam-macam akhlak sahabat dan isteri (Nabi saw) terhadap Nabi saw yang disembunyikan:

    https://drive.google.com/file/d/1BIERBFIAAzJr_0inSWbjkMSRKfCv5qMe/view?usp=drivesdk

    sila copy jika mahu.

    Terima kasih was Salam.

    BalasHapus